Komunikasi merupakan kegiatan yang setiap hari kita lakukan kepada siapa pun di mana pun. Namun, pernahkah kamu mendapatkan respon yang tidak baik dari lawan bicara saat menegur, menentangnya, atau saat berargumen terutama di dalam dunia profesional? Saat itu kamu bingung karena lawan bicara menjadi defensif dan melawan balik ucapan kamu. Lebih parahnya, setelah itu hubungan kalian menjadi tidak baik dan mempengaruhi pekerjaan di dalam dunia profesional.
Jika pernah, coba kamu ingat kembali bagaimana kamu menyampaikan pesan itu. Apakah kamu sudah mencoba menyampaikannya dengan tegas, tetapi tetap bertanggung jawab atas perasaan kamu? Atau kamu justru menyampaikan dengan nada menuduh?
Perlu kamu ketahui, dalam berkomunikasi terdapat beberapa gaya yang bisa diterapkan. Ketika ingin berargumen, terdapat dua gaya komunikasi antar pribadi yang umumnya orang gunakan baik secara sadar maupun tidak, yaitu “I” statement dan “You” statement. Kedua gaya komunikasi ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk menyampaikan apa yang mengganggu, membuat lawan bicara bertanggung jawab, dan mencari solusinya. Hanya saja, hasil atau respon yang didapat umumnya akan berbeda.
“You” statement merupakan gaya komunikasi dengan nada menuduh dan menyalahkan lawan yang sangat umum dilakukan. Ketika kamu berkomunikasi dengan gaya ini, kamu akan terkesan mempunyai anggapan yang buruk terhadap lawan bicara. Dengan gaya komunikasi ini lawan bicara akan menjadi defensif dan tertutup dengan pesan-pesan lainnya yang ingin disampaikan. Pada akhirnya, pesan utama kamu tidak tersampaikan dengan baik dan berujung pertengkaran dan kerusakan hubungan. Tentunya dalam hubungan profesional, hal ini ingin kamu hindari agar pekerjaan dapat terus berjalan sebaik mungkin.
Berlawanan dengan “You” statement, “I” statement adalah gaya berkomunikasi yang memfokuskan pada perasaan atau kepercayaan si pembicara. Konsep ini dikembangkan oleh Thomas Gordon, seorang Psikologis asal Amerika Serikat, tahun 1960-an. Dengan menggunakan gaya berbicara “I” statement, kamu dapat menyampaikan pesan secara tegas tanpa menuduh. Kamu juga dapat membuat lawan bicara merasa mengerti perasaan dan permasalahannya dan menjadi bertanggung jawab. Pesan yang akan disampaikan juga kemungkinan besar akan diterima dengan baik oleh lawan bicara.
Untuk memudahkan dalam memahami perbedaan “I” statement dan “You” statement, simak contoh berikut ini.
-
Seorang teman kerja kamu tidak pernah mengirimkan hasil pekerjaan yang kamu minta tepat waktu. Alhasil kamu juga terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan kamu. Lalu kamu mencoba memberitahunya agar dia bisa mengirimkan hasil pekerjaannya tepat waktu.
-
“You” statement: “Kenapa kamu selalu mengerjakan pekerjaan kamu sangat lambat? Kamu menghambat pekerjaan ku dan membuat pekerjaanku juga tertunda.”
-
“I” statement: “Aku merasa kesal karena pekerjaanku selalu terhambat dan tertunda. Aku akan lebih menghargai kalau kamu bisa mengerjakan pekerjaan yang aku minta bisa diberikan lebih tepat waktu.”
-
-
Ketika kamu memeriksa tulisan dokumen teman kerja, kamu menemukan masih banyak kesalahan pengetikan. Hal tersebut sangat mengganggu kamu dalam bekerja. Kamu ingin memberi tahu teman kerja kamu agar dia bisa lebih teliti saat mengetik.
-
“You” statement: “Kamu sangat tidak teliti dalam mengetik. Kamu hanya membuatku pusing saat membaca dokumen yang kamu buat.”
-
“I” statement: “Aku merasa harus bekerja lebih ketika melakukan pemeriksaan dokumen yang kamu buat. Aku akan merasa terbantu jika dokumen yang aku terima tidak banyak kesalahan penulisan.”
-
Dari contoh di atas, kamu bisa menebak kurang lebih apa yang bisa dirasakan si lawan bicara. Pada kasus yang sama, kedua gaya gaya komunikasi membawa dampak yang berbeda. Kemungkinan lawan bicara akan terbuka dengan kritikan yang akan kamu berikan dan bertanggung jawab atas permasalahannya ketika kamu menggunakan “I” statement.
Apakah kamu mempunyai pengalaman yang serupa? Pernahkah kamu mencobanya saat ingin berargumentasi atau menegur orang lain? Apa perbedaan hasil yang kamu dapatkan? Silakan share pengalaman unik kamu dalam menggunakan “I” statement pada kolom komentar di bawah.
***
Sumber:
https://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/i-message
http://innerspacetherapy.in/self-help-and-improvement/communication-you-i-statements/
https://www.gordontraining.com/leadership/what-are-the-essential-components-of-an-i-message/
Photo by Christina @ wocintechchat.com on Unsplash