Belum lama ini Twitter diramaikan dengan komentar netizen mengenai serial terbaru Netflix yang berjudul Emily in Paris. Serial karya Darren Star yang juga merupakan produser dari Sex and the City dan Younger ini mengisahkan tentang seorang perempuan bernama Emily Cooper yang ditugaskan ke Paris untuk menggantikan atasannya dari sebuah perusahaan agency pemasaran di Chicago. Namun kisah Emily sebagai seorang karyawan agency dalam serial ini dinilai tidak menyerupai kehidupan “anak agency” pada umumnya.
Meskipun bekerja di agency, dalam serial ini Emily tidak pernah terlihat lembur. Bahkan ketika memberikan ide untuk TVC kliennya, Emily tidak menyiapkan deck presentasi dan idenya langsung diterima begitu saja tanpa revisi. Hal ini tentu saja mengundang kontroversi dari para penonton khususnya mereka yang bekerja di dunia per-ahensian.
Sumber: https://twitter.com/_aaayash?s=20
Kendati demikian serial ini tetap dapat memberikan penontonnya sebuah pelajaran yang dapat berguna di dunia kerja khususnya bagi mereka yang bekerja di agency. Yuk, kita bahas satu persatu (psstttt….spoiler alert!).
-
Can-do attitude
Ketika Emily tiba di Paris, bos barunya, Sylvie, tidak menyukai dirinya dan tidak ingin Emily menjadi bagian dari tim mereka. Namun Emily tidak berhenti berusaha untuk membagikan ide dan perspective baru yang dia miliki kepada tim barunya. Emily meyakini bahwa ia bisa melakukan apapun jika terus berusaha dan belajar. Sikap optimis tanpa henti dan can-do attitude Emily tersebut membuat dirinya berhasil memenangkan klien baru bagi Savoir dan diterima dalam tim, bahkan Emily juga akhirnya memperoleh apresiasi dari bosnya. Nah, sikap seperti ini penting dalam dunia kerja terlebih ketika dihadapkan pada sesuatu yang baru. Rasa takut tidak mampu melakukan suatu pekerjaan cenderung menghantui lebih dahulu sebelum kita menjalankannya. Padahal lirik lagu Fix You oleh Coldplay mengatakan “...But if you never try, you'll never know” jadi jangan cepat menyerah sebelum berusaha guys.
-
Seize the opportunity
Emily tidak menyangka dirinya akan ditugaskan menjadi perwakilan perusahaan untuk membawa perspektif dari negaranya ke kantor yang perusahaannya baru akuisisi di Paris. Meskipun dirinya tidak dapat berbahasa Perancis, namun tanpa ragu dan dengan semangat Emily menerima tugas tersebut. Keberhasilan Emily yang dikisahkan dalam serial Emily in Paris memberikan contoh bahwa sebenarnya kesuksesan dapat diraih oleh mereka yang terbuka terhadap peluang baru dan mengambil kesempatan yang diberikan. Begitu juga dalam bekerja, jika kita cenderung untuk menutup diri dari kesempatan yang ada alhasil peluang kita untuk semakin berkembang juga tertutup. Nah, kalau mengutip lirik lagu Come & Get It, by Selena Gomez sih “When you're ready come and get it.”
-
There's no "I" in team
Kalimat ini disampaikan oleh Emily kepada rekan kerjanya yang protes terhadap arahan baru yang diberikan kantornya di Chicago untuk Savoir. Melalui kalimat ini, Emily ingin mengatakan bahwa tidak ada huruf “I” (re: saya dalam Bahasa Inggris) dalam kata “Team”, artinya dalam suatu pekerjaan kita tidak boleh individualistis. Poin terakhir ini sangat penting karena dalam bekerja kita tidak sendirian tetapi juga dibantu dan memerlukan masukan orang lain. Dengan mendengarkan pendapat orang lain, kita dapat memiliki wawasan dan sudut pandang yang baru, yang mungkin saja selama ini salah atau sudah tidak relevan. Perlu diingat bahwa dibutuhkan teamwork untuk mencapai tujuan dan kesuksesan baik untuk diri sendiri maupun perusahaan.
Nah, itu tadi tiga hal yang dapat kita pelajari dari tokoh Emily Cooper. Sebenarnya masih banyak hal positif lain yang bisa kita dapatkan dari serial ini. Walaupun tentu saja antara kehidupan nyata dan serial terdapat perbedaan. Kalau kamu “anak agency” juga, kasih tahu pendapat kamu tentang serial ini di kolom komen yaa. Au revoir.
Setuju! Emily ini pantang menyerah dan berani menghadapi tantangan baru di lingkungan yang benar-benar baru. Salut!