• Home
  • Current: Stories

Bukan Influencer, Perlukah Memiliki Personal Branding?

10 Nov 2020 | STORIES | 0 Comment
Title News

Banyak yang berpikir bahwa personal branding hanya diperlukan oleh pebisnis, influencer, artis, pejabat, seniman, dan lainnya. Sebelum membahas lebih jauh, mari kita menyamakan pandangan terntang personal branding. Personal branding adalah proses memasarkan diri atau pun karier melalui suatu citra yang dibentuk. Personal branding dapat terbentuk dengan mengomunikasikan brand secara konsisten, jelas, dan memberikan pengaruh positif terhadap orang lain. [1]

 

Namun, jika dilihat dari definisinya maka apa bedanya dengan pencitraan? Bukankah pencitraan juga memasarkan diri sehingga membentuk citra diri?

 

Setidaknya ada tigaindikator pembeda antara personal branding dengan pencitraan, yaitu the source, the impact, dan the feeling. Pada personal branding, the source bermula dari sesuatu yang sebenarnya kita miliki dan cenderung menekankan kompetensi diri sendiri Sementara pada pencitraan, the source berasal dari pemenuhan ekspektasi publik yang berarti hal tersebut bisa saja bukan dari dalam diri sendiri atau berdasarkan kompetensi diri sendiri.

 

Kemudian, indikator yang kedua adalah the impact bagi lingkungan sekitar. Pada personal branding, kita memiliki pembeda di mata orang di mana mereka akan benar-benar mengingat kita karena sifat, keterampilan, atau kemampuan yang dimiliki. Sementara pencitraan, membuat kita semakin kehilangan nilai diri yang sesungguhnya karena terus berubah dan bergantung pada situasi atau lingkaran pertemanan yang dijalani.

 

Yang terakhir, yaitu the feeling, pada personal branding, kita akan merasa lebih berguna karena kita tahu bahwa kita telah memberi nilai tambah pada publik, sementara pencitraan kita akan merasa lelah karena kita berusaha mencapai ekspektasi publik.

 

Sebaiknya kita lebih memilih untuk dikenal orang lain karena apa yang dimiliki dalam diri, yang berarti kita perlu menajamkan personal branding. Langkah pertama dalam membuat personal branding statement untuk membantu kita mengarahkan kontribusi apa yang mau diberikan kepada orang lain. Aspek terpenting dalam personal branding statement adalah mengetahui ‘why’, dengan menjawab pertanyaan kenapa kita perlu menunjukkan sisi tersebut dalam diri?

 

Mengutip Ernest Prakasa, why berangkat dari keresahan dan kejujuran yang mau kita perjuangkan.” Setelah tahu why-nya, maka selanjutnya adalah siapa yang mau kita bantu atau yang mau kita influence. Dengan menentukan ini, kita memiliki segmentasi target publik.

 

 

Secara sederhana, ada beberapa aspek yang bisa membantu dalam membentuk personal branding yang disebut sebagai 4Ps, yaitu: perceived benefit, place, price, dan packaging.

 

Perceived benefit berbicara tentang apa yang bisa kita perkenalkan kepada publik dan menjadi unik sehingga mudah untuk dikenal oleh publik. Perceived benefit akan lebih mudah terbentuk jika kita sudah menentukan personal branding statement. Place berbicara tentang melalui platform apa digunakan untuk memperkenalkan atau membentuk personal branding, Instagram? YouTube? Twitter? Podcast? Tentukan dan manage publik dengan konsisten. Selanjutnya, dengan kita memiliki “price card” maka publik akan lebih mudah untuk mengidentifikasi. Bukan hanya publik, namun juga akan membuka jalan bagi para pemilik brand usaha untuk bekerjasama, dengan kata lain price menentukan sektor apa yang kita tekankan. Yang terakhir, packaging,,  yaitu apa yang kita tampilkan ke publik. Packaging akan berkaitan dengan panca indra dari publik kita.[2]

 

“Tapi, aku ga pede buat perkenalin diri aku….” Tenang saja. ‘Latihan bisa dilakukan dengan mengunggah konten melalui Instagram Story yang hanya bertahan 24 jam. Atau jika tidak menggunakan Instagram sebagai tempat kita berbagi, misal podcast, kita bisa membagikan podcast ke beberapa orang terdekat terlebih dahulu. Dan pastikan, kita membahas hal yang disukai. Misalnya memiliki hobi menari, cobalah untuk membagikan video tarian.

 

Asalkan kita ada kemauan, pasti kita bisa! So, masih merasa personal branding hanya untuk influencer?

 

 

 

 

 

Written by : Christa Aurora, London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, Interns

 


[1] https://www.herworld.co.id/article/2014/11/1558-Arti-Personal-Branding

 

[2] https://www.instagram.com/p/CDBlCtSHkFJ/

 

Written by: admin
Comments
Leave your comment