• Home
  • Current: Stories

COVID-19, Dumb Ways to Die?

11 Dec 2020 | STORIES | 0 Comment
Title News

Banyak sekali faktor yang menjadi alasan mengapa COVID-19 masih “betah” di Indonesia. Salah satu alasan yang menonjol adalah ketidakpedulian masyarakat akan kondisi ini. Terbukti bahwa masih banyak sekali masyarakat yang tidak memakai masker ketika sedang berkeliaran di tempat umum. Dr Iwan Ariawan, MSPH dari Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI), mengatakan dalam sebuah siaran pers bahwa banyak masyarakat yang malas menggunakan masker karena merasa percaya diri tidak akan tertular virus tersebut. Masyarakat juga masih berani berkumpul dengan massa yang cukup besar, walaupun banyak larangan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Sikap tidak peduli ini mungkin saja timbul karena komunikasi yang kurang efisien. Mari kita cermati apa upaya komunikasi pemerintah dan masyarakat.

Sejak pandemi COVID-19 mulai menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai blunder terkait penyampaian pesan. Inkonsistensi seakan menjadi tema utama dari penanganan virus ini. Semua orang tentunya ingat ketika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa COVID-19 “tak kuat hidup” di Indonesia. Namun, tidak selang dua bulan, masyarakat mulai panik sehingga ketersediaan masker dan hand sanitizer sempat langka akibat penetapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Selain inkonsistensi, keberagaman kebijakan juga merupakan masalah yang cukup krusial. Kebijakan yang tidak sinkron antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah tentunya dapat menimbulkan tanda tanya yang besar mengenai niat pemerintah dalam menangani pandemi. 

Kebijakan mengenai PSBB sendiri pun masih simpang-siur. Terkadang tidak ada perbedaan antara new normal dan kebiasaan yang lama, kecuali frekuensi penggunaan masker yang meningkat jauh. Terlebih lagi, sempat dilonggarkannya peraturan PSBB seolah menjadi izin bagi masyarakat untuk berkeliaran dan berkerumunan di tempat umum. 

Pemerintah memang sudah memberi pesan-pesan dan update berita terkini terkait virus corona ini. Namun efektivitas dari penyampaian pesan serta pesan tersebut yang harus dipertanyakan. Apakah update harian mengenai jumlah kasus saja cukup untuk membuka mata masyarakat? Apakah penggunaan portal berita online saja sudah efektif?

Tentunya, tidak adil bila hanya mengkambinghitamkan seluruh permasalahan kepada pemerintah, sebab sudah sewajarnya bila masyarakat turut andil dalam mengusir wabah ini. Komunikasi antar teman dekat, keluarga, rekan kerja untuk saling menghimbau perlu terus-menerus dilakukan. Tapi nampaknya, inisiatif tersebut masih jarang ditemukan. Sebaliknya, masyarakat lebih memilih untuk menghabiskan waktu di tempat umum seperti mall dan rumah-rumah makan.

Komunikasi merupakan hal yang sangat krusial dalam menekan distribusi virus. Namun bukan hanya memperbanyak komunikasi, dibutuhkan pesan yang jelas dan pendekatan yang tepat. Saat ini diperlukan cara kreatif dalam membangun kampanye komunikasi. 

Dalam kaitan ini, mengingatkan kepada sebuah kampanye kreatif bertajuk ‘Dumb Ways to Die’ yang diluncurkan pada tahun 2012 silam. Kampanye ini merupakan bagian dari pengumuman layanan masyarakat yang diluncurkan oleh Metro Trains di Australia. Video kampanye ini menampilkan berbagai skenario mengerikan di mana siapa saja dapat kehilangan nyawa akibat kebodohan atau ketidakpeduliannya melalui pendekatan yang unik dan ‘lucu’. (https://www.youtube.com/watch?v=IJNR2EpS0jw)

Pada saat diluncurkan, kampanye ini berhasil mencuri perhatian publik. Video-video animasi dengan jingle yang catchy berhasil menarik perhatian masyarakat. Sampai saat ini, video ‘Dumb Ways to Die’ telah meraih lebih dari 200 juta penonton pada channel YouTube mereka. Bahkan, menurut smartinsights.com, lagu di dalam kampanye ini digunakan pada berbagai sekolah di Australia sebagai metode pembelajaran keamanan dan keselamatan. Lebih penting lagi, Metro Trains juga menemukan pengurangan jumlah kecelakaan kereta sebanyak 21%.

Kampanye 'Dumb Ways to Die' menjadi bahan perbincangan masyarakat, tidak hanya di negara asalnya, namun juga di seluruh dunia. Kampanye ini memenangkan berbagai penghargaan di Australia, antara lain Siren Awards dan meraih Grand Trophy di New York Festivals International Advertising Awards pada tahun 2013. Selain itu, tokoh-tokoh animasi yang terdapat pada video ini juga sering tampil pada iklan-iklan lainnya, seperti iklan asuransi. 

Berkaca pada kesuksesan kampanye ini, ada baiknya bila Indonesia mencoba cara yang serupa. Tentu tidak dalam kaitan menjiplak, namun memanfaatkan pendekatan yang senada. Menampilkan video-video satir, misalnya, yang menunjukkan hasil dari kelalaian akibat menghiraukan ajakan untuk berhati-hati selama pandemi bisa menjadi cara yang ampuh bagi masyarakat Indonesia, ketimbang sekedar memberikan informasi dan update terkini.

 

Sumber Gambar: Smartinsights.com

Written by: Alvin Winston
Comments
Leave your comment