• Home
  • Current: Stories

Virtual Vacation: Yay or Nay?

06 Jan 2021 | STORIES | 0 Comment
Title News

Satu kata yang identik dengan akhir tahun: liburan. Ya, semua orang tidak dapat menunggu liburan akhir tahun, entah untuk beristirahat di rumah maupun travelling dengan keluarga atau teman. Tahun ini, masyarakat yang antusias untuk pergi berlibur ke luar kota dan negeri mungkin harus menahan kesabarannya lebih lama lagi. Pandemi COVID-19 yang melanda selama setahun ini memaksa pemerintah untuk mengambil beberapa langkah drastis untuk mengurangi penyebaran virus ini. Ketakutan masyarakat untuk pergi berlibur dan menginap di hotel-hotel juga membuat liburan pada tahun ini menjadi semakin rumit. 

Jangan khawatir! Perkembangan teknologi seperti Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) telah membuka peluang bagi beberapa bisnis untuk menyediakan layanan virtual vacation. Virtual vacation sendiri merupakan sebuah fitur yang memungkinkan kita semua untuk menikmati dan menjelajahi berbagai tempat wisata dari rumah, yang dibantu dengan teknologi VR ataupun AR.     

Sebelum anda memutuskan untuk menjelajahi dunia secara maya, ada beberapa hal yang bisa dijadikan bahan pertimbangan bagimu. 

  1. Tidak perlu keluar rumah

Hanya bermodalkan smartphone, internet, dan teknologi VR ataupun AR, kita dapat menikmati fitur ini kapanpun dan dimanapun. Tentunya, wisatawan tidak perlu takut terinfeksi virus corona serta mengurangi kemungkinan penyebaran COVID-19 di Indonesia. 

Dengan berlibur secara virtual, masyarakat juga dapat menghemat biaya pengeluaran. Masyarakat dapat memangkas pengeluaran untuk bensin atau tiket pesawat dan makanan. Lebih dari itu, anda tidak perlu repot-repot membeli oleh-oleh bagi teman dan keluarga. Liburan virtual ini benar-benar cocok bagi para turis yang ingin fokus pada pemandangan alam dan tempat wisata lainnya.

2. Pengalaman yang berbeda dengan travelling sebenarnya

Hadirnya teknologi VR membantu virtual vacation dalam menyediakan aksi visual yang realistis. Namun, satu hal yang harus diperhatikan adalah keterbatasan video yang dapat diakses oleh wisatawan. Bagaimana jika kita melihat sebuah toko bakery yang menarik pada saat berkunjung di Roma? Bagaimana jika kita ingin mencicipi rasa Gudeg khas Jogjakarta? 

Keterbatasan teknologi saat ini tentu menjadi penghalang bagi masyarakat untuk benar-benar menikmati dunia virtual. Saat ini, teknologi yang ada memang menjadi alat pembantu untuk melihat atau mengintip keindahan alam dari berbagai belahan dunia. 

3. Trip planning

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, virtual vacation dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk mengintip berbagai lokasi di seluruh dunia dari rumah kita. Bagaimana tidak? Kita bisa berpindah-pindah dari satu negara ke negara lainnya dalam hitungan detik. Keuntungan ini dapat membantu kita untuk melihat berbagai negara sekaligus, sehingga kita dapat merencanakan agenda liburan non-virtual dengan lebih baik nantinya. Dengan pengeluaran yang minim, kita dapat merencanakan liburan secara lebih matang. 

4. Minim sosialisasi

Satu hal yang paling berkesan bagi seseorang yang pergi berlibur adalah kenangan yang dibagi bersama keluarga dan teman-teman. Sayangnya, momen tersebut tidak dapat dirasakan pada sebuah liburan virtual. Dengan virtual vacation, semua jenis hiburan dan wisata hanya bisa dirasakan masing-masing, kecuali anda sedang berada di satu ruangan bersama seseorang yang menggunakan fitur tersebut. 

Salah satu kelemahan terbesar dari virtual vacation adalah fiturnya yang belum interaktif. Kesempatan untuk berkenalan dengan orang-orang baru harus dilewatkan pada liburan virtual. Selain itu, interaksi dengan tour guide masih belum maksimal, sehingga kita tidak bisa menanyakan suatu informasi dengan lebih rinci. 

Pada akhirnya, liburan virtual pasti berbeda dengan liburan secara konvensional. Keterbatasan teknologi pada saat ini juga berperan penting dalam performa yang dapat disajikan pada fasilitas liburan maya. Diharapkan bahwa perkembangan 5G dapat mendorong pengalaman dan interaksi virtual dengan lebih maksimal. Bahkan Ericsson memperkirakan bahwa pada tahun 2030, teknologi 5G akan mengubah segala aspek kehidupan kita. Dengan 5G, kita dapat bekerja dari rumah masing-masing sambil berbicara dengan rekan kerja kita, seolah kita berada pada kantor sungguhan. Bayangkan penerapan teknologi tersebut pada liburan maya!

Saat ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah menghadirkan program liburan digital yang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Layanan tersebut dinamakan 360 Destinasi Indonesia dan Online Museum yang dapat diakses pada tautan ini

So, how are you gonna spend the vacation this time around?

 

Image source: Campaign US

Written by: Alvin Winston
Comments
Leave your comment