• Home
  • Current: Stories

Clubhouse Buat Orang Kepincut? Yuk Bahas Lebih Lanjut!

05 Mar 2021 | STORIES | 0 Comment
Title News

Ilustrasi foto oleh Dmitry Mashkin

Saat ini, banyak start-up berlomba-lomba menciptakan media sosial baru yang dapat menemani keseharian pengguna, berharap usaha tersebut dapat berbuah manis dalam menghasilkan pundi-pundi uang dan popularitas yang menjanjikan. Salah satu diantaranya yang saat ini mendapatkan perhatian yang besar adalah Clubhouse. Apa sih yang membuat platform ini digandrungi? Lalu, bagaimana Clubhouse membawa pengaruh dalam kegiatan PR? Yuk kita bahas satu persatu!

Pesona Clubhouse yang tidak ditawarkan platform lain

Clubhouse nyatanya berbeda dari jejaring sosial yang biasa kita pakai, mengingat platform ini berbasis audio atau hanya menaruh fokus pada indra pendengaran. Berdasarkan misinya, Clubhouse hadir untuk membuat penggunanya merasa nyaman tatkala melakukan percakapan, di mana pengguna tidak perlu khawatir dengan eye contact dan dapat mengetahui emosi lawan bicara yang tersampaikan melalui intonasi suara.

Jika orang bertanya apakah Clubhouse mirip podcast, bisa dibilang iya, akan tetapi yang membuat Clubhouse berbeda adalah kesempatan pengguna yang dapat secara langsung berpartisi di dalam suatu percakapan. Untuk kalian yang memang suka berdiskusi dan berbagi pandangan dengan banyak orang tentang suatu topik atau isu tertentu, Clubhouse hadir untuk memfasilitasi keinginan tersebut. Tetapi, jika kalian lebih nyaman untuk bergabung di pembicaraan tanpa mengucap sepatah kata pun, Clubhouse juga memungkinkan kalian untuk melakukannya. Kalo kalian tipe yang mana nih?

Peranan opinion leader dalam menggaet pengguna

Untuk kesekian kalinya, opinion leader menunjukkan kemampuannya dalam memengaruhi perilaku masyarakat. Dalam konteks Clubhouse, peranan opinion leader memberikan dampak yang cukup signifikan usai pendiri Tesla, Elon Musk mempopulerkan platform ini. Sejak Musk menyebarkan kegiatannya di Clubhouse, berdasarkan data dari Sensor Tower, jumlah unduhan Clubhouse di App Store secara global terus meningkat, di mana telah melampaui 10 juta pengguna dalam waktu kurang dari setahun sejak diluncurkan.

Berdasarkan data tersebut, kita dapat melihat efek bola salju yang bermula dari Musk, lalu mulai diikuti oleh opinion leader yang lain, dan pada akhirnya mengajak para followers opinion leader tersebut untuk bergabung di Clubhouse. Jadi tidak heran jika orang beranggapan bahwa Clubhouse memiliki konten-konten yang menarik dan berisi, karena Clubhouse saat ini sudah dipenuhi dengan pengguna yang mereka follow.

Dari sisi PR, apakah Clubhouse menjadi opportunity atau malah thread?

Popularitas Clubhouse yang meningkat dengan cepat seyogyanya memberikan angin segar bagi para praktisi PR, melihat media sosial kini sudah tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan PR. Oleh karena itu, Clubhouse dapat menciptakan opportunity baru bagi perusahaan maupun individu untuk membangun reputasi serta meningkatkan kredibilitas mereka. Salah satu caranya adalah ketika spokesperson sebuah brand mengemukakan pendapatnya perihal isu yang dibahas dalam suatu room di Clubhouse.

Akan tetapi, sadarkah kita bahwa Clubhouse juga dapat menjadi thread? Misalnya dalam konteks sederhana, Clubhouse yang baru tersedia di perangkat iOS ini dapat menyebabkan pengguna mengalami FoMO (Fear of Missing Out). Selain itu, jika dilihat dari sudut pandang PR, platform yang menjadi tempat siapa saja berbagi ilmu, pandangan, serta opini ini bisa menjadi bumerang apabila spokesperson menyampaikan informasi terkait brand yang tidak bisa diungkapkan ke publik atau informasi yang dapat disalahartikan. Tanpa persiapan yang matang dan pengawasan dari tim PR, suatu percakapan dapat mengalir dan berpotensi menimbulkan isu bahkan krisis. Maka dari itu, ingatlah dengan ungkapan yang mengatakan bahwa mulutmu adalah harimaumu. 

Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Clubhouse hadir membawa perubahan yang dapat menjadi peluang maupun berbalik menyerang siapa saja. Sebagai pengguna media sosial, kita harus bijak dalam bertindak, terutama ketika meninggalkan jejak digital. 

Kalian sendiri gimana? Apakah sudah siap menggunakan Clubhouse?

Anggelin loves adding her own twist to her writing.
Comments
Leave your comment