• Home
  • Current: Stories

Content Writing ala Attack on Titan

10 Mar 2021 | STORIES | 0 Comment
Title News

Tahun ini, netizen ramai memperbincangkan salah satu serial anime yang sedang heboh, yaitu Attack on Titan. Sejak pengumuman bahwa musim keempat dari serial ini akan menjadi musim terakhir, Attack on Titan menjadi topik yang trending pada dunia maya. Wajar saja jika hype masyarakat sangat tinggi, sebab musim kedua dan ketiga berhasil mendapatkan 100% critics rating. Selain itu, tiga episode Attack on Titan berhasil menduduki peringkat kedua, tiga, dan empat teratas pada kategori episode serial TV terbaik sepanjang masa versi IMDB. Beberapa tagar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan alur cerita ataupun tokoh favorit dari serial ini seperti #Mikasa, #Sasageyo, dan #(Spoiler)’sdeath juga sempat menjadi trending topic pada platform Twitter.

Attack on Titan sendiri menceritakan kisah perjuangan umat manusia yang berada di ambang kepunahan setelah kemunculan makhluk raksasa atau titan. Untuk memastikan kelangsungan hidup, mereka membangun tembok raksasa dan hidup dengan damai dengan harapan bahwa mereka akan aman dari serangan titan. Namun, impian tersebut sirna dengan kemunculan sebuah titan berukuran 50 meter yang menghancurkan lapisan tembok pertama. Sekarang, umat manusia bergantung pada pasukan penyelidik untuk menguak misteri mengenai Titan.

Premis yang ingin disajikan oleh serial ini memang sudah menarik, namun eksekusi cerita yang sempurna membuat cerita ini menjadi semakin fantastis. Dengan demikian, Attack on Titan menjadi salah satu acara terpopuler pada saat ini walaupun anime pada umumnya jarang dikonsumsi oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, mari kita simak beberapa tips menulis konten ala Attack on Titan yang bisa kita tiru!

1. Hindari mainstream

Ya, konten yang mengikuti sesuatu yang sedang populer di kalangan masyarakat mungkin saja bisa membuat karyamu terekspos. Namun, jangan pernah menganggap bahwa mengikuti tren yang sedang ada menjamin hal tersebut, sebab kamu akan bersaing dengan ribuan konten lainnya yang sudah dipublikasikan. Jika kamu mengulang tren yang sudah ada, karyamu tidak akan memiliki daya tarik yang dapat memikat orang-orang. 
Namun, kamu bisa mengikuti tren yang ada dengan menambah warna tersendiri pada karyamu. Inilah yang persis dilakukan oleh Hajime Isayama, pengarang Attack on Titan. Cerita mengenai dunia post-apocalyptic sudah banyak ditemukan di berbagai film dan serial. Namun, alih-alih menggunakan zombie, Hajime menggunakan titan sebagai sosok antagonis yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Selain itu, dengan menentukan alur pada periode waktu tahun 700an, keterbatasan teknologi yang dimiliki oleh manusia untuk melawan titan juga menambah elemen menegangkan bagi para penonton.

2. Kembangkan alur yang tidak bisa ditebak dengan mudah

Menulis sebuah konten “out of the box” bukanlah sekedar membuat premis cerita yang jarang ditemui. Namun, cobalah untuk membuat alur cerita yang berbeda dari “rumus” yang ada. Dengan demikian, audiens tidak dapat menebak kelanjutan konten dengan mudah. Memang, hal ini selalu berisiko tinggi, sebab keputusan yang kita buat bisa saja tidak diterima dengan baik oleh masyarakat. Namun, risiko tersebut terasa pantas jika kita dapat menyajikan konten dan alur cerita yang jarang ditemui.

Dewasa ini, banyak sekali serial TV dengan genre thriller yang selalu “menyelamatkan” karakter favorit para penggemar. Tengoklah karakter Glenn di serial Walking Dead atau Son Goku di Dragon Ball. Sesulit apapun situasi yang menimpa tokoh tersebut, ia pasti akan terjamin keselamatannya pada setiap episode. Lama kelamaan, para penonton akan jenuh, sebab alur cerita mudah tertebak, dan karakter tertentu pasti akan hidup di akhir cerita. Inilah yang berbeda dari serial Attack on Titan. Hajime tidak takut membunuh karakter dengan acak, meskipun tokoh tersebut adalah tokoh yang dicintai para penggemar. Bukannya mengurangi popularitas, alur cerita yang tidak dapat ditebak ini malah menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton. 

3. Buat konten yang dapat menjangkau audiens luas

Memiliki sebuah ide yang menarik dan berbeda memang baik, namun hal tersebut hanyalah langkah pertama dari pematangan konsep penulisan kita. Sebab, kita harus memastikan bahwa ide yang kita miliki dapat diterima oleh masyarakat luas. Untuk itu, hindari pembuatan konten yang hanya memuaskan satu kelompok yang spesifik.

Satu istilah yang sering ditemukan di berbagai anime adalah Fanservice. Fanservice sendiri merupakan penggunaan konten-konten yang “memuaskan” para penonton anime, seperti penggambaran wanita seksi. Konten ini mungkin menarik bagi para penggemar anime garis keras, namun hal-hal seperti inilah yang menghalang eksposur lebih bagi serial asal Jepang. Attack on Titan merupakan serial dengan genre action, oleh karena itu, pengarang merasa bahwa Fanservice sendiri tidak diperlukan dalam proses penceritaan. Otomatis, masyarakat umum juga dapat menikmati cerita ini. Satu-satunya makhluk bugil yang disajikan adalah para titan yang berkeliaran. 

4. Perencanaan yang matang

Perencanaan yang baik akan membuat penulisan konten kita menjadi lebih rapi dan tertata. Pada saat memetakan ide, pastikan bahwa kamu sudah memiliki visi yang jelas tentang konten yang akan kamu tulis. Oleh karena itu, ada baiknya jika kamu membuat outline mengenai konten yang ingin kamu buat terlebih dahulu. Hal ini akan meningkatkan konsistensi ketika menulis konten, sehingga mengurangi perubahan besar pada penulisan konten yang akhirnya melenceng dari visi awal. 

Serial Attack on Titan juga memiliki perencanaan yang sangat matang. Memang, serial ini memiliki banyak sekali plot twist yang mengejutkan. Namun, plot twist tersebut bukan sesuatu yang direncanakan dengan tiba-tiba. Sebab, jika kamu benar-benar menyimak serial ini, banyak sekali petunjuk yang mengisyaratkan plot twist tersebut yang dapat ditemukan pada awal serial ini. Bahkan, Hajime Isayama mengaku bahwa ia sudah memikirkan akhir dari cerita tersebut sejak tahun 2013 silam. 

Attack on Titan menjadi contoh bahwa sebagai penulis konten, kita harus mulai merencanakan sesuatu yang jarang ditemui ataupun dikonsumsi publik. Memang, tidak ada masalah kalau kamu mau mengikuti tren yang ada, namun konten kita harus memiliki warna tersendiri yang membedakan, sehingga konten kita memiliki daya tarik yang mudah dilirik oleh masyarakat.

Written by: Alvin Winston
Comments
Leave your comment