• Home
  • Current: Stories

(Par 2) Tren Body Positivity: Sebuah Apresiasi atau Bentuk Kecemburuan Sosial

03 Aug 2021 | STORIES | 0 Comment
Title News

Body positivity mengacu pada pernyataan bahwa semua orang berhak memiliki body image yang positif, terlepas dari bagaimana masyarakat dan budaya populer memandang bentuk, ukuran, dan penampilan yang ideal. Beberapa tujuan dari adanya Campaign Body positivity adalah untuk mengubah cara pandang masyarakat memandang tubuh seseorang, mempromosikan kepada masyarakat untuk lebih bisa menerima segala bentuk tubuh, membantu orang membangun kepercayaan diri dan menerima tubuh mereka sendiri, dan  membuat standar kecantikan yang lebih realistis bagi setiap orang. Body positivity bukan hanya sekedar tentang bentuk tubuh, tapi secara keseluruhan seperti ras, warna kulit, gender, sexuality, dan disability.

 

Body positivity juga membantu orang untuk lebih memahami bagaimana pesan yang disampaikan di sosial media maupun berita-berita yang ada sangat berpengaruh pada kepribadian kita termasuk cara pandang terhadap tubuh kita sendiri, makanan, gaya hidup, dan kesehatan. Dengan lebih memahami efek pengaruh tersebut, harapannya kita dapat mengembangkan hubungan yang lebih sehat dan lebih realistis dengan tubuh sendiri.

Sejarah body positivity bermula pada akhir tahun 1960an yang mengajak masyarakat untuk menerima segala bentuk tubuh dan mengurangi bullying terhadap orang yang bertubuh gemuk. Istilah "body positivity" muncul pada tahun 1996 ketika seorang psikoterapis dan seseorang yang telah menjalani pengobatan untuk gangguan makan yang dialaminya. Campaign body positivity yang kita ketahui saat ini mulai muncul sekitar tahun 2012, awalnya berfokus pada standar kecantikan untuk perempuan yang dirasa tidak realistis. Ketika gerakan ini semakin populer, fokus asli pada penerimaan berat badan mulai bergeser ke arah pesan bahwa "semua 

Ketika body positivity menjadi semakin populer, banyak dari kita yang merasa bingung tentang arti sesungguhnya yang dapat dielaborasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak yang salah paham tentang arti sesungguhnya dari body positivity karena terdapat berbagai definisi yang berbeda bagi setiap orang. Body positivity juga berarti bahagia dan menerima tubuh kita dan tidak menyalahkan diri sendiri atas perubahan yang terjadi secara alami karena penuaan, kehamilan, atau pilihan gaya hidup.

Sementara pesan body positivity yang dimaksudkan untuk membantu orang merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri, tapi hal itu tentunya juga mendapat tanggapan dari berbagai sisi. Misalnya, jika seseorang saat ini lebih menerima apapun bentuk tubuhnya dan merasa nyaman akan hal itu, alih-alih mendukung campaign body positivity, justru yang ditakutkan adalah tingkat obesitas di kalangan masyarakat semakin meningkat. 

Kritik lain terhadap tren body positivity adalah bahwa hal itu menjadikan penampilan tubuh salah satu elemen terpenting dari persepsi diri seseorang. Itu mengabaikan semua elemen lain dari identitas seseorang yang lebih penting daripada penampilan. Dalam aspek ini, berhenti menjadikan tubuh sebagai penentu harga diri dan persepsi diri, mungkin merupakan pendekatan yang lebih sehat dan lebih inklusif.

Dari segala teori diatas, manusia sebetulnya terlahir dengan kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Maka dari itu, body positivity seharusnya bisa lebih fleksibel bagi setiap orang tanpa harus menjadikan standar tertentu sebagai acuan. Dengan begitu, body positivity bisa lebih diterima oleh banyak orang dan tidak menjadi toxic positivity

Written by: Ade Ristya
Comments
Leave your comment