• Home
  • Current: Stories

Mengkaji Masa Depan Ed-tech Pasca Pandemi, Masih Relevan?

26 Jan 2022 | STORIES | 0 Comment
Title News

Jakarta, 26 Januari 2022 - Dua tahun ke belakang, istilah ed-tech menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi. Banyak yang mendukung karena kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan, tetapi banyak juga yang menolak keberadaannya. Terlepas dari pro kontra tersebut, apa sebenarnya ed-tech? Ed-tech yang merupakan singkatan dari education technology, mengacu pada teknologi digital untuk memfasilitasi dan meningkatkan pengalaman belajar bagi siswa dan guru. Definisi ini cukup luas sehingga platform konferensi web seperti Zoom atau Google Meet, yang tidak selalu digunakan untuk tujuan pendidikan, kini dianggap sebagai bagian dari ed-tech yang lebih luas. Beberapa aplikasi yang secara khusus menyebut diri sebagai ed-tech dan populer di Indonesia, antara lain: Ruangguru, Zenius, Quipper, dan Cakap.

 

Merespon penerapan edukasi berbasis teknologi, beberapa guru dan siswa masih belum siap untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan kompetensi yang kurang mumpuni. Bagi kebanyakan orang, terutama mereka yang tinggal di pedalaman, ini adalah kali pertama mereka merasakan pembelajaran daring. Misalnya saja di Papua, sebelum pandemi 70% guru hanya memakai laptop dan smartphone untuk administrasi dan untuk membuat materi kelas. 

 

Akibat dari penerapan edukasi berbasis teknologi tersebut banyak siswa yang mengalami ketertinggalan. World Bank memprediksikan bahwa skor Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia akan memburuk. Pada tahun 2018 saja, Indonesia sudah berada di ranking ke-72 dari 78 negara untuk bidang matematika.

 

Untuk mengatasi masalah ini beberapa ahli pendidikan percaya bahwa sistem pembelajaran adaptif akan berperan penting untuk mengatasi kesenjangan pendidikan di Indonesia. Metode berbasis teknologi digital ini memungkinkan materi pelajaran dipersonalisasi sesuai dengan kemampuan siswa, sehingga mereka bisa belajar sesuai dengan tingkatan pemahaman mereka masing-masing.

 

Adopsi ed-tech dalam pendidikan formal harus diiringi dengan pemerataan akses internet ke pelosok nusantara. Tidak adanya konektivitas yang baik dalam jangka panjang akan menyebabkan meluasnya kesenjangan digital serta membatasi prospek karir di masa depan. 

 

Ed-tech masih memiliki tempat tersendiri bahkan setelah pandemi. Jika dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka, kedua hal tersebut dapat memberikan pengalaman pendidikan yang komprehensif bagi siswa, guru, bahkan orang tua. Tetapi masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yaitu bagaimana cara mengintegrasikan produk, platform, hingga layanan yang baik ke dalam pendidikan formal.

Written by: Nabila Kinanti
Comments
Leave your comment