Jika mendengar kata teknologi, pasti yang terbesit di benak kita adalah bidang pekerjaan yang rumit dan hanya digeluti oleh pria. Pemikiran tersebut ada benarnya karena hingga saat ini pekerjaan di bidang teknologi memang masih didominasi oleh pria. Kebanyakan wanita tidak mempertimbangkan karir di bidang teknologi karena tidak diberikan informasi yang cukup serta tidak ada yang menyarankannya sebagai opsi karir bagi wanita. Kurangnya tokoh wanita di bidang teknologi juga memperkuat persepsi bahwa karir di bidang teknologi bukanlah sebuah pilihan. Faktanya, menurut survei yang diadakan oleh PwC, sebanyak 83% responden wanita tidak dapat menyebutkan role model wanita yang menginspirasi mereka untuk mengejar karir di bidang teknologi.
Perlahan tapi pasti, tren partisipasi wanita di sektor teknologi kian bertambah. Wanita mulai memberikan peran dan kontribusinya terhadap sektor yang selama ini didominasi oleh laki-laki. Bahkan di dalam negeri, wanita juga punya andil yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi digital. Menurut data PwC, saat ini sekitar lima persen posisi kepemimpinan di sektor teknologi dipegang oleh wanita. Meskipun sudah mengalami kenaikan, angka ini masih cenderung rendah.
Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa wanita yang memimpin di sektor teknologi, misalnya Alamanda Shantika, Shinta Nurfauzia, dan Hastu Wijayasri. Selain itu, nama-nama seperti Lemonilo, Sayurbox, dan Base juga merupakan start-up terkemuka yang didirikan oleh wanita.
Wanita memiliki potensi untuk menggerakkan bisnis maupun inovasi berbasis teknologi atau istilahnya disebut female technology (femtech). Dalam skala global, Frost & Sullivan mencatat nilai pasar femtech sebesar US$50 miliar hingga 2025. Maka itu, potensi kewirausahaan wanita perlu diimbangi pula dengan kemampuan teknologi digital sehingga mampu mendorong perkembangan ekonomi dalam negeri.
Guna meningkatkan kemampuan dan partisipasi wanita di sektor teknologi, berbagai program telah di inisiasi oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan. Pada tingkat dasar, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) rutin melakukan program literasi digital untuk wanita dengan membahas beberapa topik utama, seperti budaya digital, etika digital, dan keselamatan digital. Kegiatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 2020. Selain itu, Kemenkominfo juga menggelar program pelatihan untuk mengembangkan kemampuan teknis digital wanita melalui Indonesian Women in Tech: Programming with Python.
Segala upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi wanita di bidang teknologi tersebut tentunya harus didukung oleh berbagai pihak dan dapat dimulai dari diri sendiri. Misalnya, kita dapat mulai menerapkan mindset dan mengedukasi orang di sekitar kita bahwa berkarir di bidang teknologi tidak terbatas hanya untuk laki-laki, selain itu kita juga harus mendukung teman atau kerabat wanita kita yang ingin berkarir di bidang teknologi