• Home
  • Current: Stories

Mengapa Penting Mengembangkan Diri bagi Anak Muda?

17 Mar 2022 | STORIES | 0 Comment
Title News

Sumber : Pexels

Bonus demografi yang saat ini tengah berada di Indonesia tidak serta-merta menyulap keadaan negara kita menjadi lebih baik dan maju. Jika kita berkaca dengan tingkat pendidikan di Indonesia saat ini, yang berada pada peringkat 55 dari 73 negara pada tahun 2021, bonus demografi bisa menjadi pisau bermata dua. Jumlah anak muda yang tinggi ini, jika tidak diperlengkapi dengan baik, tidak akan terserap secara optimal dan tidak terlalu berkontribusi kepada masyarakat, malah ada kemungkinan akan meningkatkan angka pengangguran dan kriminalitas di Indonesia. Ditambah lagi, menurut berbagai peneliti dan ilmuwan, angkatan kerja pada masa ini juga akan bersaing dengan tenaga robot yang lebih baik, cekatan, dan efektif dalam pekerjaan. Sampai sini, tentu bonus demografi tidak terlihat sebagai sebuah kekuatan, bukan?

 

Useless Generation’, sebuah istilah yang dipopulerkan Rhenald Kasali, Guru Besar Universitas Indonesia, menyebutkan bahwa memang revolusi teknologi mampu mengisi berbagai lapangan kerja dengan harga yang lebih murah dan hasil yang maksimal. Di sisi lain, hal ini juga menantang umat manusia untuk terus beradaptasi dengan lebih cepat agar tidak tergerus oleh teknologi.  Peningkatan kualitas teknologi dan kemajuan zaman yang tidak diimbangi dengan kualitas manusianya, tentu akan menjadi berbahaya bagi kita semua. Karena itu, penting untuk terus mengikuti perubahan zaman agar tetap menjadi relevan dengan dunia dan tidak tertelan zaman. 

 

Walau memang tenaga manusia memiliki keterbatasan, emosi yang lebih rumit dikelola ketimbang robot, kita juga memiliki keluwesan dalam pertumbuhan dan pengembangan diri, terutama soft skill

 

Salah satu bentuk keunggulan kita dibandingkan dengan berbagai inovasi teknologi. Terus membuka diri dengan berbagai ilmu dan inovasi baru, mengasah kemampuan dan kapasitas di luar zona nyaman, hingga berkolaborasi untuk menciptakan terobosan adalah sedikit contoh tentang apa yang bisa kita lakukan untuk mengejar ketertinggalan kita. Itulah kunci mengembangkan diri di zaman digital agar tetap menjadi ‘useful’ dan tidak terjebak di zona ‘useless’.

 

Written by: Samuel Wangsa
Comments
Leave your comment