Dari Bonappetit.com
Di dalam dunia profesional, metode melaksanakan pekerjaan sangatlah beragam. Setiap bidang memiliki nuansanya sendiri-sendiri menyesuaikan dengan lingkungan pekerjaan tersebut. Salah satu metode bekerja yang cukup menarik diantaranya adalah metode mise en place (dibaca me-zohn plahs). Metode ini sudah masyhur di dalam dunia kuliner. Diambil dari bahasa Prancis, metode ini secara sederhana berarti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Metode ini pertama kali menunjukkan eksistensinya di tahun 1800-an pada lingkungan restoran hingga kelas memasak.
Mise en place memainkan peran penting di dalam performa sebuah dapur. Penggunaannya sangat sederhana, jika kita ingin memasak nasi goreng favorit maka langkah yang sepatutnya kita dahului adalah mengambil bahan dasar dan kemudian mencincang beberapa bahan lainnya seperti bawang maupun cabai. Proses mempersiapkan bahan inilah yang kemudian diistilahkan sebagai mise en place.
Semua bahan dasar telah siap sebelum proses memasak itu dilaksanakan. Hal ini kemudian akan berdampak positif kepada kelancaran proses memasak itu sendiri. Beberapa momentum krusial yang sangat menekankan metode ini adalah di saat proses memasak itu menggunakan wok, sebuah panci penggoreng besar yang dikenal luas di wilayah Asia. Proses memasak menggunakan wok sering dikategorikan sebagai proses yang cepat atau instan. Dengan penggunaan api besar dalam menumis dan pelayan yang cepat, maka kehadiran metode mise en place begitu memiliki peran besar. Jika tidak, makanan yang dihasilkan entah gosong atau matang yang tidak merata.
Metode ini juga mempermudah proses layering di dalam memasak atau sebuah langkah di mana terdapat bahan yang patut didahulukan dan mana hanya menjadi garnish. Tidak hanya di dalam nuansa memasak Asia saja metode ini berlaku, di dalam proses memasak pasta seperti Carbonara ataupun membuat makanan penutup sesederhana crêpe juga memanfaatkan metode ini. Efisien dan terorganisir adalah hal yang berusaha dicapai.
Sejatinya, mise en place hanyalah sebuah metode yang sangat mendasar, namun filosofi yang turut hadir di dalamnya bisa kita adaptasikan ke dalam keseharian. Metode tersebut mengajarkan kita dua hal: displin dan terorginisir. Displin diambil dari langkah yang harus dilakukan setiap sebelum proses memasak berlangsung dan terorganisir terlihat dari keseluruhan proses memasak tersebut. Disiplin merupakan suatu hal yang penting di dalam mencapai suatu hal. Tanpanya, segala yang ingin kita targetkan sangatlah susah digapai. Tanpa disiplin, kewajiban untuk hadir ke kantor di waktu yang sudah ditentukan akan terasa begitu sulit.
Kemudian, peran organisir atau manajemen juga turut memainkan peran penting di dunia profesional yang kita geluti. Kehadirannya mempermudah kita untuk mengatur mana yang perlu kita prioritaskan dan mana yang tidak. Keduanya saling membantu satu sama lain. Oleh karenanya, bisa dilihat bahwa filosofi yang timbul dapat menjadi bekal utama dalam menghadapi lingkungan pekerjaan yang sangat menuntut cara bekerja yang efisien dan teratur. Dengan mengambil hikmah dari metode dunia kuliner ini, diharapkan proses bekerja yang dilaksanakan dapat menjadi lebih teratur dan membantu kita untuk menjadi seorang individu yang dapat bekerja dengan lebih efisien.
Written by Ahmad Syaugie, Interns
Referensi
https://www.webstaurantstore.com/blog/2886/what-is-mise-en-place.html