• Home
  • Current: Stories

Aniesbubble, Fenomena Unik di Balik Perpaduan Politik dengan Fandom Culture

29 Feb 2024 | STORIES | 0 Comment
Title News

Pemilu di Indonesia selalu menjadi ajang yang menarik perhatian, terutama dengan dinamika politik yang semakin berkembang. Namun, di tengah pemandangan yang semarak ini, para kandidat presiden sering kali dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana mereka bisa menarik perhatian dan memenangkan suara para pemilih muda. 

Generasi muda Indonesia memiliki peran yang semakin penting dalam menentukan arah politik negara, namun mereka juga dikenal sebagai pemilih yang kritis dan sulit dipengaruhi. Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi menjadi kunci bagi para kandidat untuk meraih dukungan dari segmen pemilih ini. Dalam konteks ini, penting bagi calon presiden untuk berpikir di luar kotak dan mengembangkan strategi kampanye yang unik agar dapat meraih hati para pemilih muda.

Salah satu pasangan capres dan cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, mencoba utuk melakukan sesuatu yang berbeda. 

Semuanya berawal ketika Anies Baswedan melakukan live di platform TikTok untuk menyapa para pendukungnya.

Dok. @gobeyondwave

 

Kemudian, akun @gobeyondwave mengunggah video live Anies Baswedan di TikTok tersebut ke platform X dengan caption yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Korea. Post tersebut viral di kalangan K-Popers dalam semalam, lantaran dinilai relatable dengan culture mereka. 

 

Dok. Aniesbubble

 

Inside jokes tersebut menjadi inspirasi bagi penggemar K-pop lainnya membuat akun X yang didedikasikan untuk posting konten serupa, yaitu Aniesbubble. Berhasil mengumpulkan ribuan followers dalam semalam, akun tersebut bukan hanya update TikTok live Anies, namun juga merambah ke berbagai proyek kampanye pasangan nomor satu tersebut.

Beberapa proyek yang berhasil dijalankan Aniesbubble adalah coffee truck di acara Desak Anies pada Kamis (18/1), videotron, merchandise, cup sleeve event di Debat Capres Kelima (4/2), dan Humanies Festival di Kampanye Akbar AMIN pada Sabtu (10/2).

Tentu, hal ini tidak dilakukan sendirian. Tim Aniesbubble bersinergi dengan berbagai pihak, salah satunya adalah Olppaemi Project yang juga merupakan pendukung AMIN. Tak lupa, seluruh upaya ini berhasil dilakukan dengan dukungan dan donasi dari para fans.

Dok. Aniesbubble

 

Tak cukup sampai di situ, Aniesbubble juga mengumpulkan berbagai pekerja kreatif yang merupakan sesama pendukung AMIN untuk membentuk situs interaktif, HaveAniesDay.com. Berbeda dengan situs web politisi pada umumnya, pengunjung disuguhkan dengan visual yang eye-catching. Situs ini memuat berbagai informasi tentang AMIN, termasuk visi, misi, program kerja, jadwal, dan berbagai informasi lainnya.

Admin akun @KoreanUpdates sekaligus fotografer konser K-Pop, Vanessa menghargai unsur estetika Aniesbubble. “⁠Menarik, soalnya jarang-jarang politik pakai visual yang bagus dan ngerjainnya ga asal-asalan,” ungkapnya.

Aniesbubble mengungkapkan bahwa proyek-proyek tersebut dilakukan secara sukarela. Meskipun sempat diisukan sebagai buzzer, founder Aniesbubble, Abel menegaskan bahwa mereka tidak memiliki afiliasi dengan tim sukses pasangan calon mana pun.

 

Kok bisa berhasil?

Dok. Aniesbubble

 

Kehadiran Aniesbubble berhasil membawa nuansa yang unik dalam memperkenalkan pasangan capres-cawapres, terutama di kalangan anak muda. Mereka mampu mengemas informasi yang njelimet menjadi simple.

Hal ini divalidasi oleh opini Disie, salah satu penggemar idol Korea yang sudah belasan tahun berkecimpung di sosial media. “Menarik sih, pendekatan politiknya lucu. Karena dilihat dari kacamata K-Popers, makanya jadi banyak yang ngikutin karena mudah dimengerti,” pungkasnya.

Approach ini memastikan bahwa pesan tersampaikan secara tepat sasaran, sesuai dengan minat dan pemahaman generasi muda. Mereka berhasil membuat isu politik lebih relevan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, terutama bagi audiens yang sebelumnya kurang tertarik.

Valencia, seorang penggemar K-Pop yang memperhatikan Aniesbubble sejak awal kemunculannya, juga memiliki pendapat serupa. “Kayaknya itu dibuat awalnya juga buat lucu-lucuan iseng, ya. Bagus sih, bikin K-popers yang di umur-umur nyoblos ini jadi melek soal ginian.”

Senada dengan Valencia dan Disie, Aurel yang merupakan fans K-Pop juga mengungkapkan pandangannya terhadap implementasi culture K-Popers terhadap kampanye AMIN, “⁠Karena memang ini kan culture K-popers banget ya, tapi tanpa membawa idol-idol K-pop. Jadi cuma cara promosinya aja yang ditiru dan kreatif banget, mulai dari mengutip live-nya Pak Anies, bikin cafe event, ads dengan gaya K-pop idol, sampai coffee truck.”

Fenomena Aniesbubble diharapkan tidak hanya menjadi angin lewat bagi kampanye politik. Ke depannya, hal ini bisa menjadi awal mula dari tren baru dalam komunikasi politik Indonesia yang menggunakan pop dan fan culture dalam mengemas pesan politik agar lebih mudah dimengerti anak muda.

Comments
Leave your comment