Di artikel sebelumnya, saya sempat berbagi tips untuk menciptakan hubungan kerja yang baik dengan brand buat teman-teman yang berkeingingan atau sedang dalam perjalanan untuk menjadi seorang influencer. Masih berkisar dalam topik seputar influencer, kali ini saya ingin bercerita tentang hasil diskusi saya bersama salah satu travel blogger ternama di Indonesia yaitu Kadek Arini.
Sebagai background, konsultan Praxis sudah bekerja sama dengan Kadek di beberapa project client kami, mulai dari Xiaomi hingga IKEA. Di kesempatan wawancara ini, saya banyak bertanya tentang rahasia wanita lulusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada hingga dapat mencapai titik kesuksesannya sekarang.
“I start early, aku masuk dunia blogging dan sosial media dari awal, saat influencer belum sebanyak sekarang. Saat sosial media belum jadi ladang uang seperti sekarang,” ungkap Kadek saat saya tanya tentang pengalamannya memulai karir sebagai travel blogger. Lebih lanjut, saya penasaran gimana sih cara seorang Kadek Arini bisa menarik perhatian brand-brand besar, baik lokal maupun internasional dan akhirnya menghasilkan konten kolaborasi bersama.
Berikut ini adalah tips-tips agar dilirik oleh brand menurut pengalaman pribadi Kadek Arini.
1. Pilih bidang yang ‘niche’
Menurut Kadek, penting untuk memilih pasar yang terbatas ketika kamu ingin menarik perhatian brand. “Kalau aku perhatikan, influencer bidang travel gak banyak. Lifestyle and fashion mungkin banyak, tapi true traveler tuh aku lihat bisa dihitung jari,” jelas Kadek yang sudah addicted dengan traveling sejak usianya 18 tahun. “Jadi, once brand butuh influencer bidang travel, yang pop up orangnya gak banyak, jadi saingannya juga sedikit,” tambah Kadek.
2. Quick to adapt
Kadek percaya bahwa tren sosial media akan selalu berkembang, dan akan berpengaruh terhadap strategi komunikasi yang dilakukan oleh brand. Maka dari itu, ketika kamu serius ingin menjadi influencer yang disenangi oleh brand, penting banget untuk selalu up to date sama tren yang ada.
“Aku update banget tentang konten-konten yang lagi hits di sosial media dan yang bisa meningkatkan engagement,” ungkapnya. “Banyak influencer yang mulainya bareng sama aku, tapi sekarang namanya gak hits lagi. Dari pengamatan aku, mereka gak mau berkembang untuk ngikutin tren yang ada,” tambahnya. Menurut Kadek, penting untuk influencer tau apa yg lagi disuka orang banyak dan cepat beradaptasi untuk bisa masuk dengan style masing-masing.
3. Jalin hubungan baik dengan brand
Yang tidak kalah penting dari point-point di atas menurut Kadek adalah untuk selalu menjalin hubungan baik dengan brand. “Yang penting selalu nemuin jalan tengah antara brand, influencer, dan audience,” ungkap Kadek.
Selain itu, Kadek juga beropini bahwa setiap influencer harus memiliki sikap yang seimbang, antara idealis dan mudah diajak bekerjasama. “Gak selamanya idealis itu bagus, tapi juga gak selamanya diatur sama brand/agency itu bagus. Jadi harus balance,” jelas Kadek.
“I discovered that my passion is not only for traveling and challenging myself into the new adventure but also "sharing". Nothing could make me happier than knowing that what I wrote and created has helped other people.”
Kutipan ini adalah sepenggal bio dari seorang Kadek Arini yg ditulis di blog-nya www.kadekarini.com. Dari hasil wawancara ini, saya dapat merasakan bahwa memang sharing adalah salah satu passion-nya, Ia tidak pelit dalam membagi pengalamannya untuk dapat menginspirasi banyak orang.
Jangan lupa tinggalkan komentar kamu tentang tips-tips dari Kak Kadek di atas ya!