• Home
  • Current: Stories

4 Rahasia Menuju Financial Freedom!

02 Feb 2021 | STORIES | 0 Comment
Title News

Photo by Fabian Blank on Unsplash

Siapa pun ingin mempunyai kebebasan dalam hal keuangan atau yang lebih sering dikenal dengan financial freedom. Berbeda orang berbeda pula makna financial freedom baginya. Ada yang ingin membeli apa pun yang mereka mau atau bisa pergi ke mana saja. Financial freedom adalah kondisi ketika seseorang mempunyai keunangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus menguluarkan banyak tenada dan waktu untuk bekerja. 

Namun, mencapai tujuan financial freedom tidaklah mudah seiring dengan banyaknya kebutuhan dan keinginan untuk memiliki sesuatu. Ditambah pula, berdasarkan penelitian Luno dan Dalia Research tahun 2020 terhadap 7.000 responden usia 23-28 tahun di Eropa, Afrika dan Asia Tenggara, 69 persen di antaranya tidak menabung maupun berinvestasi. Tanpa disadari hal ini mengarahkan kita mejadi generasi yang tidak bisa menabung, yang akhirnya mempersulit diri untuk mencapai financial freedom.

Tidak perlu gelisah jika kamu belum memulai melakukan langkah-langkah untuk mencapai financial freedom. Kamu bisa memulainya di tahun 2021 ini dengan beberapa rahasia berikut!

 

  1. Miliki mental untuk menabung lebih!

Meski artikel ini membeberkan beragam cara agar kamu mempunyai keadaan finansial yang baik, kamu tidak akan bisa menguasainya jika tidak mempunyai mental menabung. Kamu akan tetap membelanjakan uang dengan tidak bijaksana dan akan menyebutkan “tanggal tua” setiap akhir bulan. Pasalnya, uang kamu menipis bahkan harus sampai meminjam. 

Untuk itu, kamu harus mempunyai mindset untuk menabung lebih seperti, melunasi hutang secepat mungkin (jika punya), mengalokasikan pengeluaran dan menepati anggran dana/ budget kamu sendiri. Kurangi juga membelanjakan uang secara impulsive dan hal-hal yang tidak perlu.

 

  1. Terapkan aturan 50/30/20

Alasan utama banyak orang yang tidak bisa menabung adalah tidak pernah benar-benar direncanakan apalagi disisihkan. Maka dari itu, mulailah sisihkan pemasukan kamu sejak gaji pertama agar terbiasa. Jika masa gaji pertama kamu sudah lewat, mulai lah dengan gaji kamu di bulan depan. Kamu bisa mulai dengan menerapkan aturan “50/30/20”. Sederhananya, sisihkan 50% pendapatan kamu untuk kebutuhan primer atau kebutuhan sehari-hari, 30%untuk ditabungkan ke dana darurat dan investasi, dan 20% untuk hiburan atau apapun keinginan kamu. 

Dengan pembagian seperti ini, kamu tetap bisa mencukupi kebutuhan kamu dan membeli apapun yang kamu mau. Namun, tetap ingat budget kamu, ya! Selain itu kamu mempunyai dana darurat, yang bisa kamu gunakan kapan saja saat kondisi genting dan memerlukan uang segera, dan berinvestasi agar mempunyai pasive income atau pendapatan yang bisa kamu dapat tanpa harus melakukan banyak hal. Oh ya, aturan ini bisa kamu sesuaikan dengan kebuthan kamu, tetapi jangan lupa sisihkan untuk ditabung.

Photo by Mathieu Stern on Unsplash

 

  1. Investasi pada kecedasan dan bakat

Investasi kini semakin mudah dengan kemajuan teknologi. Dengan mendaftar online, kamu bisa membuka rekening investasi dengan cepat dan mulai berinvestasi. Sudah banyak artikel yang membahas investasi dengan deposito, saham, reksa dana, obligasi, mata uang asing, hingga yang sedang populer, P2P lending. 

Namun, ada hal utama lain yang harus diinvestasikan, yaitu kecerdasan dan bakat. Dengan uang yang kamu punya, kamu bisa berinvestasi pada buku atau belajar online. Semakin banyak pengetahuan yang didapat, semakin mudah kamu mengasah kemampuan dan bakat. Nantinya, kemampuan dan bakan ini bisa kamu jadikan side hustle atau pekerjaan sampingan. Misalnya, kamu tertarik untuk belajar bahasa asing, maka dari itu kamu bisa mengikuti dan membayar kelas informala ataupun gutu privat. Setelah kamu sudah mahir, kamu bisa mencari pekerjaan sampingan seperti menjadi penerjemah, penulis, ataupun guru les, sehingga kamu bisa berpenghasilan dan “balik modal”.

 

  1. Berhutang untuk menghasilkan uang

Hutang mempunyai konsekuensi yang cukup besar, yaitu membayarnya kembali beserta bunga-bunganya pada kurun waktu tertentu, sehingga membutuhkan tanggung jawab yang besar. Namun, kamu tidak perlu takut untuk mengambul hutang atau menyicil untuk sesuatu yang bisa menghasilkan uang lebih. Ini disebut dengan hutang produktif.

Misalnya, kamu membutuhkan sebuah kamera profesional untuk mendukung kamu menjadi seorang fotografer. Kamu akan membutuhkan pengeluaran besar. Jika dilakukan secara tunai, maka kamu akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menabung dan akhirnya tidak bisa bekerja.  Dengan menyicil, kamera kamu bisa memulai bekerja dan menekuni bidang fotografi dan menghasilkan banyak uang untuk ditabung lebih banyak. 

Hindari berhutang konsumtif, artinya berhutang untuk hal yang tidak bisa memberikan kamu pemasukan tambahan. Ini yang bisa menjerat kamu ke dalam perangkap tutup-gali lubang hutang.

 

Tidak ada kata terlambat untuk mengelola keuangan agar mempunai kebebasan finansial. Kamu bisa memulainya sekarang dan berdisiplin dengan keuangan kamu untuk mencapai kebebasan finansial. udah banyak juga teknologi keuangan dan investasi yang bisa membantu kita mengatur uang yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Comments
Leave your comment