• Home
  • Current: Stories

Jangan Dihindari, 3 Karakter Ini Justru Harus Dimiliki Pemimpin Wanita 

29 Mar 2021 | STORIES | 0 Comment
Title News

Sumber foto: Pexels/Tima Miroshnichenko

Pada awal tahun ini, dunia mencatatkan satu nama wanita yang mendobrak sejarah dengan memangku posisi terkuat kedua dalam pemerintahan Amerika. Kamala Harris yang berdarah India dan Jamaika, berhasil menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai wakil presiden negeri Paman Sam. Ia menjadi bukti bahwa wanita pun dapat mendaki ‘gunung’ yang didominasi oleh pria. 

Fenomena kepemimpinan wanita bukanlah sesuatu yang baru. Pria dan wanita dianggap memiliki kualitas-kualitas utama pemimpin yang setara baik di dunia politik maupun bisnis. Meski begitu, wanita ternyata masih menjadi bagian kecil dari top leadership jobs pada kedua podium tadi. Berdasarkan Pew Research Center, puncak tertinggi share CEO wanita pada perusahaan Fortune 500 di tahun 2020 tidak mencapai sepersepuluh total pemimpin. Selain itu, McKinsey juga mencatat bahwa persentase wanita yang berada pada posisi senior-vice-president hanya meningkat lima persen, dari 23% menjadi 28%, sementara representasi wanita yang memiliki jabatan C-level hanya meningkat 4% sejak 2015-2020. 

Faktanya, kehadiran pemimpin wanita masih dianggap sebagai suatu masalah. Itulah mengapa pemimpin wanita sering mendapatkan stereotype ‘suka memaksa’ (forceful), ‘sulit’ (difficult), ‘agresif’, atau bahkan ‘b*tch’. Tindakan memupuk stereotype ini akhirnya membuat wanita kehilangan kepercayaan diri dan mengabaikan potensi kepemimpinan mereka. Padahal, beberapa tindakan yang dicap ‘bossy’ atau ‘agresif’ apabila dilakukan pria dianggap sebagai kualitas pemimpin.  

Wahai para wanita, tidak perlu melabeli diri dengan stereotype, tapi mari terima dan kembangkan kualitas-kualitas pemimpin berikut ini:  

  1. Bossy’ = pemimpin

Terlepas dari latar belakang maupun gender, setiap orang terlahir sebagai pemimpin. Meski begitu, wanita masih cenderung dianggap bossy atas inisiatifnya untuk mengambil alih. Konotasi negatif ini perlu segera dipatahkan. Ubah makna bossy menjadi lencana kehormatan yang membuktikan bahwa wanita mampu memimpin, mengatur, berkolaborasi, dan membimbing tim agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik. 

  1. Difficult’ = excellent

Sulit mungkin menjadi kata yang digunakan banyak orang untuk menggambarkan pemimpin wanita yang tidak mudah mengalah, tidak cepat puas, maupun tidak mengikuti arus. Label ini barangkali menjadi penyebab banyak ide-ide brilian tidak jadi terucap oleh para pemimpin wanita atau kualitas pekerjaan yang itu-itu saja. Tindakan tidak cepat puas dan terus berusaha memberikan kontribusi terbaik tidak perlu diubah, sebaliknya mindset yang menganggap karakteristik tersebut ‘sulit’ lah yang perlu diperbaiki. 

Sudah saatnya kita terbuka dan mampu menerima ide baru, perbedaan pendapat, kritik, maupun saran. Seorang pemimpin wanita yang baik akan mengatakan pendapatnya apabila tidak setuju dengan apa yang disetujui kebanyakan orang. Tidak ada seorang pemimpin yang takut untuk mengutarakan pendapatnya. 

Dengan mengutarakan pendapat, budaya kolaboratif dan terbuka dapat terbentuk. Sudut pandang terbuka tersebut yang kemudian menghasilkan inovasi-inovasi baru.  

  1. Kepo’ = empati

Salah satu karakteristik pemimpin wanita yang sering disalah kaprahkan adalah ‘terlalu pakai perasaan’ atau ‘kepo’. Padahal, seringkali apa yang sebenarnya ingin dilakukan wanita hanyalah berempati. Empati diperlukan seorang pemimpin, karena itu akan mendorong kerja sama dan komitmen dalam tim. 

Empati menghasilkan kualitas kepemimpinan yang hebat karena memberikan kesempatan pada setiap anggota untuk merasa didengarkan. Ketika seseorang merasa didengarkan oleh seorang pemimpin, maka orang tersebut akan lebih terbuka dan bersedia untuk berkolaborasi guna mencapai tujuan bersama.

Itulah beberapa karakteristik pemimpin yang tidak perlu dihindari atau dibuang oleh seorang pemimpin wanita, ya. Sesungguhnya, ide-ide hebat bisa datang dari pemimpin yang menunjukkan karakteristik yang dianggap feminin, seperti penuh rasa ingin tahu, bossy, difficult, dan kepo. Nah, dari ketiga kualitas pemimpin di atas, apa saja yang sudah kamu miliki sekarang? 

 

Sumber:

https://www.mckinsey.com/featured-insights/diversity-and-inclusion/women-in-the-workplace 

https://www.forbes.com/sites/lizelting/2018/02/28/five-traits-every-woman-leader-needs-to-embrace/?sh=48fa89fb467f 

https://www.inc.com/john-rampton/8-historical-power-women-leaders-stories.html 

Written by: Irene Subrata
Anak kemarin sore yang sedang belajar menulis.
Comments
Leave your comment